Beranda | Artikel
Hukum Membayar Zakat Mal Dengan Nilai
Selasa, 1 April 2014

Membayar Zakat Mal dengan Nilai

وعن ابن عمر ‏(‏أن رسول الله صلى الله عليه وسلم أمر بزكاة الفطر أن تؤدى قبل خروج الناس إلى الصلاة‏)‏‏.‏ رواه البخاري ومسلم وغيرهما  .

Dari Ibnu Umar, sesungguhnya Rasulullah memerintahkan agar zakat fitri dibayarkan sebelum orang orang berangkat menuju tempat shalat hari raya. [HR. Bukhari, Muslim dll].

وعن ابن عباس قال‏:‏ ‏(‏فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر طهرةً للصائم من اللغو والرفث، وطعمةً للمساكين، فمن أداها قبل الصلاة فهي زكاة مقبولة، ومن أداها بعد الصلاة فهي صدقة من الصدقات‏)‏‏.‏ رواه أبو داود وابن ماجه‏ , الحديث أخرجه أيضًا الدارقطني والحاكم وصححه‏.‏

Dari Ibnu Abbas, Rasulullah itu mewajibkan zakat fitri sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dari perbuatan sia sia dan kata kata seronok yang terjadi selama puasa dan sebagai makanan bagi orang orang miskin. Siapa yang membayarkannya sebelum shalat hari raya dilaksanakan maka itulah zakat yang diterima. Sedangkan siapa saja yang membayarkannya setelah shalat hari raya selesai maka dia hanyalah sedekah biasa [HR. Abu Daud, Ibnu Majah, Daruquthni, Al-Hakim dan dinilai shahih oleh al Hakim].

عن ابن عمر قال  ‏(‏فرض رسول الله صلى الله عليه وسلم زكاة الفطر وقال أغنوهم في هذا اليوم‏)‏ وفي رواية للبيهقي أغنوهم عن طواف هذا اليوم وأخرجه أيضًا ابن سعد في الطبقات من حديث عائشة.

Dari Ibnu Umar, Rasulullah mewajibkan zakat fitri dan bersabda, “Cukupilah mereka pada hari ini”. Dalam salah satu riwayat Baihaqi, Nabi mengatakan, “Cukupilah mereka sehingga mereka tidak ngemis pada hari ini”. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Ibnu Saad dalam at Thabaqat dari Aisyah.

Berdasarkan hadits hadits di atas dan selainnya jelaslah bahwa zakat fitri itu disyariatkan dalam rangka mencukupi para fakir miskin sehingga mereka tidak perlu minta minta saat hari raya. Dengan kata lain, dalam rangka membuat orang miskin merasa kenyang sebagaimana orang kaya juga kenyang sehingga semua baik miskin atau pun kaya bisa bergembira pada hari raya karena orang yang lapar itu tidak bisa gembira meski memakai pakaian baru. Inilah rahasia mengapa zakat fitri harus dalam bentuk bahan makanan. Tidaklah berfaedah jika zakat fitri dijadikan sebagai syariat tersendiri, tidak terkait dengan hari raya sehingga dibayarkan jauh jauh hari.

Oleh karena itu pendapat ulama yang paling tepat dalam masalah ini adalah tidak boleh membayarkan zakat fitri dengan nilai sebagaimana pendapat mayoritas ulama. Ini berbeda dengan zakat mal menurut sejumlah ulama semisal Ibnu Taimiyah yang membolehkan membayarkan zakat mal dengan nilai jika ada kebutuhan yang mengharuskan demikian karena maksud dari zakat mal adalah memenuhi kebutuhan orang miskin dan maksud ini terwujud meski bentuk harta yang diserahkan kepadanya berbeda dari bentuk aslinya asalkan nilainya sama [Makalah Syaikh Abdul Muhsin Al-Ubaikan sebagaimana dimuat di situs resmi beliau].

Artikel www.PengusahaMuslim.com


Artikel asli: https://pengusahamuslim.com/3111-huum-membayar-zakat-1650.html